Serupa tapi tak sama, sepertinya tepat untuk menggambarkan dua istilah kolaborasi antar brand berikut ini, Co Branding dan Co Marketing. Sampai saat ini, masih ada saja pihak yang menganggap keduanya adalah sama. Padahal pada kenyatannya tidak begitu. Lalu dimanakah letak perbedaan Co Branding dan Co Marketing serta mana di antara keduanya yang paling efektif?
Well, Maklonesia akan mengulasnya lebih jauh untukmu. Simak sampai tuntas, ya.
Apa itu Co Branding?
Sebelum membahas lebih dalam tentang keduanya, Maklonesia akan membahasnya satu persatu dulu di mulai dari pengertian Co Branding. Sederhananya Co Branding merupakan kolaborasi antara dua brand atau lebih untuk menghasilkan produk baru, baik berupa barang atau jasa, dengan tetap memberikan identitas masing-masing brand pada produk hasil Co Branding tersebut.
Seperti halnya kolaborasi pada umumnya, Co Branding juga memiliki sejumlah kelebihan dan kekurangan. Apa saja kelebihan dan kekurangan kolaborasi ini?
Kelebihan Co Branding
Di lansir dari Glints.com, The Branding Journal mengungkapkan bahwa ketika beberapa brand memutuskan untuk melakukan Co Branding, mereka akan mendapatkan sejumlah keuntungan berikut ini:
- Kolaborasi ini akan memperbesar peluang masing-masing brand untuk mendapatkan customer baru, baik customer dari masing-masing brand maupun customer dari brand lainnya, Hal ini karena produk hasil Co Branding juga menyasar konsumen baru selain konsumen yang sudah loyal
- Bila kolaborasi ini bisa berjalan dengan efektif dan strategis, dapat meningkatkan brand recognition masing-masing brand yang bekolaborasi. Brand recognition merupakan kemampuan customer dalam mengenali serta membedakan sebuah brand saat melakukan kontak dengan produk dari brand tersebut. Sebagai contoh, saat customer melihat dan mengambil sebuah produk dia bisa menyebutkan nama produk atau kategori produk tersebut.
- Kredibilitas brand naik saat bekerjasam dengan brand lain yang memiliki reputasi baik serta aspiratif.
- Biaya promosi peluncuran produk baru jadi lebih hemat karena ditanggung bersama oleh brand –brandyang bekolaborasi
Baca juga: Strategi Marketing untuk Pemasaran Produk Baru: Perhatikan 10 Hal Berikut
Kekurangan Co Branding
Harus diakui bila Co Branding menjanjikan keuntungan yang menggiurkan. Namun di sisi lain, layaknya kolaborasi pada umumnya, Co Branding juga memilki beberapa kekurangan, yakni:
Kolaborasi ini menuntut, masing-masing brand berbagi sumberdaya dan kepercayaan seta mengikuti pedoman atau kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya. Co Branding sulit berjalan dengan baik bila brand mengabaikan hal-hal tersebut.
Bila sejumlah brand yang bekolaborasi tidak dapat menunjukkan hubungan yang mulus dan masuk akal, akan menimbulkan benturan brand image dan berakibat pada kaburnya segmen pasar yang ditargetkan. Karen itu, sebelum memulai kolaborasi ini sebaiknya masing-masing brand perlu mempertimbangkan baik-baik reaksi konsumen mereka terhadap kolaborasi ini
Bila brand melalaikan kedua hal di atas, dapat berakibat pada gaglnya produk yang dihasilkan. Konsekuensinya brand image masing-masing brand akan turun. Untuk memulihkannya kembali butuh usaha dan dana yang tidak sedikit.
Baca juga: Ceramide, Anti Aging untuk Kulit Sensitif, Ini Kelebihannya
Bagaimana menentukan mitra yang tepat untuk Co Branding?
Cara mudahnya adalah dengan menentukan terlebih dahulu produk (barang atau jasa) yang akan dihasilkan dalam Co Branding nanti. Kemudian menentukan brand mitra yang selain bisa saling melengkapi, juga mendapatkan manfaat dari kolaborasi ini.
Seperti Apa Co Branding pada Brand Kosmetik?
Melansir dari Compas.co.id Indonesia Brand Forum (IBF) 2022 mengungkapkan bahwa kolaborasi termasuk kunci kesuksesan sebuah brand. Sudah ada beberapa brand yang membuktikan manfaat dari kolaborasi ini terutama dalam mendorong brand awareness produk.
Dalam artikel tersebut juga menyebutkan bahwa sebagian besar brand juga membuktikan bila kolaborasi tidak harus dengan segmen bisnis yang sama. Hal inilah yang dilakukan sejumlah brand kosmetik di Indonesia yang menggaet brand makanan dan minuman (F&B) untuk berkolaborasi. Kolaborasi tersebut di anataranya:
Implora x Relaxa
Kolaborasi ini menghadirkan produk bertajuk Implora x Relaxa Matte Lipcream. Lipcream tersebut beraroma anggur dengan sensasi mint yang merupakan salah satu cita rasa khas permen Relaxa.
Berdasarkan data Compas Dashboard, produk tersebut berada di urutan ketiga top product Implora sejak satu bulan peluncurannya. Total penjualannya mencapai Rp131.8 juta untuk periode 12 Mei – 12 Juni 2022. Seperti ditulis Compas.co.id
Luxcrime x Tango
Keberhasilan Implora rupanya menginspirasi Luxcrime untuk melakukan Co Branding dengan Tango Wafer. Keduanya meluncurkan face palette beraroma wafer Tango perisa cokelat dengan kemasan eksklusif khas Wafer Tango. Sayangnya penjualan produk limited edition ini tak sewangi aromanya.
Compas.co.id mencatat total penjualan periode 17 Agustus – 17 September 2022 di Shopee dan Tokopedia mencapai Rp99.8 juta. Dengan jumalah tersebut produk ini hanya menduduki peringkat ke-43 sebagai top product Luxcrime.
Dear Me Beauty x KFC
Kolaborasi ini pertama kali diumumkan pada 19 Oktober 2021 di Instagram @dearmebeauty. Sejumlah produk lahir dari kolaborasi tersebut seperti Hydrating Primer Sheet Mask, Primer Sunstick SPF 50+ PA++++, Skin Barrier Water Cream, 30 Seconds Meltaway Balm, Face Serum, dan Face Cleanser versi KFC.
Bisa dibilang kolaborasi ini sangat unik dan “tidak biasa”, sehingga mampu menarik perhatian masyarakat, khususnya beauty enthusiast. Menariknya lagi, dalam kolaborasi ini juga menghadirkan varian produk kosmetik versi KFC, mulai dari lip gloss, lip tint, foundation.
Menurut data Compas Dashboard, produk Dear Me Beauty x KFC Primer + Foundation Breathable Cushion SPF36 PA+++, berhasil masuk dalam 3 produk terlaris dari Dear Me Beauty selama periode 16-31 Maret 2022 di Shopee. Seperti di tulis Compas.co.id
Apa itu Co Marketing?
Dilansir dari BigCommerce, co-marketing adalah upaya pemasaran bersama antara dua atau lebih perusahaan untuk mempromosikan kedua bisnis secara bersamaan. Seperti ditulis Glints.com.
Berbeda dengan Co Branding, dalam Co Marketing kolaborasi tersebut tidak menghasilkan produk baru. Masing-masing brand atau perusahaan menjalankan strategi pemasaran secara bersama-sama dalam jangka waktu tertentu.
Kolaborasi strategi pemasaran di sini dapat berupa apa saja, seperti pembuatan logo baru untuk Co Marketing, packaging product, memasukkan link website satu sama lain, dan masih banyak lagi.
Dalam kolaborasi ini kamu bisa bekerjasam dengan brand yang produknya sejenis dengan produkmu atau sebaliknya. Tetapi ada baiknya sebelum melakukan kolaborasi kamu menganalisa terlebih dahulu brand-brand yang akan kamu ajak berkolaborasi.
Analisa tersebut mulai dari potensi dan kelebihan brand tersebut, startegi marketing yang mereka gunakan, hingga target pasar mereka. Dari hasil analisa itu kamu dapat mengetahui kelebihan-kelebihan brand yang akan diajak menjadi mitra. Kelebihan tersebut nantinya menjadi strategi kuat dalam menjalankan co-marketing nanti.
Yang perlu digaris bawahi di sini adalah dalam kolaborasi ini tidak ada salah satu pihak yang paling di untungkan atau dirugikan karena Co Marketing menganut prinsip simbiosis mutualisme. Karena itu, semua brand atau perusahaan yang bergabung dalam kolaborasi ini harus sama-sama mendapatkan keuntungan.
Seperti halnya Co Branding, Co Marketing juga bisa dilakukan antar perusahaan atau brand yang sejenis atau sebaliknya. Komitmen masing-masing pihak terhadap kesepakatan yang dibuat di awal kolaborasi dapat menepis perbedaan dan meminimalisir kendala yang ditemui.
Tak jauh beda dengan Co Branding, Co Marketing pun memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Berikut kelebihan dan kekurangannya.
Kelebihan Co Marketing
Kolaborasi ini memiliki sejumlah keunggulan, di antaranya:
Hemat biaya, waktu, dan tenaga
Dengan menjalankan kolaborasi stategi pemasaran dengan sejumlah brand atau perusahaan, akumulasi biaya operational selama kolaborasi berlangsung otomatis akan ditanggung bersama, sehingga lebih hemat.
Selain itu, kolaborasi ini juga memungkinkan untuk mengefektifkan kinerja tim marketing yang terlibat, sehingga mereka bisa bekerja lebih efisien namun memberikan hasil yang lebih maksimal.
Memperbesar peluang untuk menarik pelanggan setia
Kolaborasi ini akan meningkatkan citra positif pelanggan terhadap produkmu, sehingga mereka semakin tertarik untuk membeli produk-produkmu. Bahkan tak menutup kemungkinan nantinya mereka menjadi pelanggan setia karena sudah merasa cocok dengan kualitas produk-produkmu.
Menariknya lagi melalui kolaborasi ini, selain mendapatka pelanggan yang merupakan pelanggan setia brand-mu, kamu juga berpeluang besar mendapatkan pelanggan dari brand lain, baik brand yang tergabung dalam Co Marketing maupun bukan.
Meningkatkan brand awareness
Melalui Co Marketing kamu berpeluang untuk bekolaborasi dengan brand atau perusahaan yiang lebih terkenal. Tidak mesti perusahaan besar berskala nasional atau internasional karena saat ini tak sedikit brand atau perusahaan lokal yang terkenal karena produk dan layanannya yang berkualitas.
Efeknya akan mendorong pemasaran dari mulut ke mulut (word of mouth marketing). Pelanggan yang puas dengan produk serta layanan tersebut, akan membicarakan dan merekomendasikannya kepada pihak lain.
Kabar baiknya, hingga saat ini, di era digital seperti seperti sekarang ini, word of mouth marketing terbukti masih yang paling ampuh dan nyaris tanpa biaya. Dengan begitu, melakukan pemasaran bersama brand lain, akan meningkatkan peluang pelanggan mempromosikan brand kamu kepada teman dan keluarga mereka.
Meningkatkan kredibilitas brand dan perusahaan
Brand atau perusahaan yang tergabung dalam Co Marketing akan saling bahu membahu berupaya membangun kredibilitas brand (perusahaan), sehingga kredibilitasnya pun meningkat. Peningkatan tersebut juga akan memperkuat brand visibility.
Singkatnya brand visibility merupakan. Satu-satunya pesan terkuat yang dapat diterima konsumen dari perusahaan (brand). Pesan tersebut menggambarkan bahwa produk dari perusahaan (brand) tersebut berkualitas dan dapat dipercaya oleh konsumen. Brand visibility penting untuk mendorong pelanggan melihat lebih jauh produk barang dan jasa dari sebuah perusahaan.
Meningkatkan keuntungan
Tujuan utama berbisnis adalah mendapatkan keuntungan. Dengan menjalankan co marketing tujuan tersebut lebih mudah tercapai. Dalam kolaborasi tersebut, total biaya yang dibutuhkan akan ditanggung bersama, sehingga lebih hemat.
Sementara itu di sisi lain, Co Marketing memungkinkan menjangkau audiens yang lebih luas. Dengan begitu, memperbesar peluang untuk menghasilkan laba.
Bagaimana implementasi Co Marketing pada Brand Kosmetik?
Dari ulasan di atas tampak jelas bahwa strategi Co Marketing memberikan keuntungan yang menjanjikan bila dilakukan dengan tepat. Sejauh ini, strategi tersebut masih terbilang baru di pangsa pasar produk kosmetika dan kecantikan Tapi bukan berarti tak bisa dilakukan loh, ya
Seperti yang telah dijelaskan di atas, sebelum memulai kolaborasi ini hendaknya kamu menentukan tujuan kolaborasi dan melakukan riset yang mendalam untuk menemukan mitra yang tepat.
Untuk menjalankan strategi tersebut kamu bisa bekolaborasi dengan sejumlah e-commerce kosmetik dan fashion, seperti Sociolla, Watson, Byrdie dan masih banyak lagi yang lain. Mereka memiliki official website yang mengulas produk-produk yang dijual.
Bila kamu berhasil menjalin kolaborasi dengan mereka, produk-produkmu akan di ulas di halaman tersebut. Menarik bukan?
Mana yang Lebih Baik, Co Branding atau Co Marketing?
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Co Branding dan Co Marketing memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Co Branding misalnya, masing-masing brand memiliki kesempatan untuk memperkenalkan produk ataupun brand mereka kepada target konsumen brand lainnya.
Dengan Co-Branding, setiap perusahaan memiliki kesempatan yang sama untuk memperkenalkan produk atau layanannya kepada target market brand lainnya. Tapi jika kolaborasi ini tidak memperhatikan personality masing-masing brand , apalagi jika personality brand-nya berbeda, justru dapat mengubah pandangan publik terhadap brand tersebut.
Keunikan produk dan kolaborasi Co Branding terbukti efektif untuk menaikkan brand awareness, tapi tidak menjamin suksesnya penjualan. Selain itu, tren pasar yang sangat dinamis, terlebih pada produk kosmetik dan perawatan kecantikan, sering kali membuat kenaikan angka penjualan hanya terjadi di awal saja.
Hal tersebut disebabkan oleh komsumen yang merasa FOMO. Istilah tersebut merujuk pada perasaaan khawatir dan takut ketinggalan tren yang tengah berlangsung. Karena itulah, sebelum memulai kolaborasi Co Branding, perusahaan wajib melakukan riset mendalam untuk mengetahui kecenderung pasar, kebutuhan konsumen, serta tren yang ada.
Riset pasar akan mematangkan strategi tersebut, apakah layak dilanjutkan atau tidak. Tidak itu saja, data yang diperoleh dari riset tersebut dapat memberikan gambaran sejumlah opsi yang bisa dipilih untuk memasarkan produk
Sementara itu, seperti halnya Co Branding, Co Marketing juga bisa dilakukan kapanpun dan dengan perusahaan atau brand manapun, baik sejenis maupun sebaliknya. Yang perlu digaris bawahi di sini adalah dalam Co Marketing masing-masing brand (perusahaan) yang terlibat di dalamnya saling melengkapi dalam upaya untuk saling memperluas target konsumen dan meningkatkan engagement.
Lalu di antara kedua bentuk kolaborasi tersebut, manakah yang lebih baik?
Bila ditanya lebih baik melakukan Co Branding atau Co Marketing? Jawabannya adalah tergantung kondisi dan kebutuhan bisnismu. Jika saat ini tujuan utamamu adalah ingin lebih meningkatkan brand awareness brand kamu, melaksanakan Co Branding bersama mitra yang tepat menjadi pilihan terbaik.
Mitra dan konsep Co Branding yang tepat akan melejitkan brand kamu sekaligus meningkatkan omset dan laba perusahaan lewat produk hasil Co Branding yang laris manis di pasaran.
Tapi, jika kamu menginginkan semua hal tersebut di atas untuk brand (perusahaan) milikmu tanpa harus menghadirkan produk dan layanan baru, Co Marketing merupakan pilihan tepat. Co-Marketing memungkinkan masing-masing brand untuk saling memperluas target konsumen dan meningkatkan engagement
Nah, itulah tadi perbedaan Co Branding dan Co Marketing beserta kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dari dua stategi kolaborasi tersebut manakah yang paling sesuai untuk brand-mu?
Kamu tak perlu terburu-buru memutuskannya sekarang karena seperti yang telah dijelaskan di atas, sebelum kamu memutuskan menjalankan strategi kolaborasi tersebut kamu mesti melakukan riset yang mendalam. Dengan begitu kamu bisa tahu tujuan yang ingin dicapai dan dapat menemukan mitra yang tepat untuk bekolaborasi mencapai tujuan yang diharapkan.
Di samping ulasan mendalam tentang strategi ini, kamu juga akan menemukan banyak ulasan menarik lainnya terkait strategi marketing dan branding di blog Maklonesia yang secara rutin di update. Atau kamu juga bisa mengikuti sosial media Maklonesia agar tidak ketinggalan informasi terkini mengenai bisnis kosmetuik dan jasa maklon. Semangat!
Referensi:
https://www.intribe.co/blog/co-marketing-vs-co-branding-whats-the-difference
https://www.impactplus.com/co-marketing-vs-co-branding-whats-the-difference
https://glints.com/id/lowongan/co-branding-adalah/#.ZBlFlNdBzIU
https://www.cilyainwonderland.id/2022/04/co-branding-vs-co-marketing.html
https://compas.co.id/article/kolaborasi-brand-kosmetik/
https://glints.com/id/lowongan/co-marketing/#.ZBlJmddBzIU
Diakses : 21 Maret 2022