Kandungan berbahaya dalam skincare dapat membahayakan kesehatan ibu menyusui dan bayi. Karena itu, penting untuk memilih skincare yang tepat dan aman. Sayangnya, masih banyak ibu menyusui yang tidak mengetahuinya sehingga cukup kesulitan untuk menghindarinya.
Untuk itulah dalam artikel ini, Maklonesia akan membahas 10 kandungan berbahaya yang sampai saat ini tak jarang masih ditemui dalam skincare. Dengan begitu, ibu menyusui jadi lebih mudah untuk mengenali dan menghindari sejumlah kandungan tersebut.
Apa saja kesepuluh kandungan berbahaya itu?
Well, Maklonesia akan mengulasnya lebih dalam untukmu. Simak artikel ini samapi tuntas, ya.
Pada dasarnya, tidak semua bahan dalam skincare aman untuk digunakan oleh ibu menyusui. Sejumlah kandungan skincare tersebut dapat menyebabkan iritasi, alergi, atau bahkan mengganggu sistem hormonal.
Kandungan Berbahaya dalam Skincare yang Harus Dihindari Ibu Menyusui
Berikut sejumlah kandungan bahan berbahaya dalam skincare yang ibu menyusui wajib menghndarinyai:
Mercury
Mercury merupakan salah satu bahan kimia berbahaya yang sampai sekarang masih kerap digunakan dalam sejumlah produk skincare oleh beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab. Mercury dapat masuk ke dalam tubuh melalui kulit dan akhirnya masuk ke dalam ASI yang diberikan kepada bayi.
Dampak negatirf Mercury dalam skincare tidak selalu muncul seketika setelah penggunaan, tapi bisa juga baru timbul efek negatifnya setelah penggunaan dalam jangka waktu tertentu. Akumulasi bahan kimia tersebut meresap ke dalam kulit dan organ tubuh yang lebih dalam lainnya dan menyebapkan kerusakan sistem saraf
BPOM telah melarang beredarnya produk skincare yang mengandung mercury, tapi tetap saja produk tersebut masih ditemukan di jual bebas di pasaran, khususnya secara on line. Biasanya bahan kimia ini digunakan pada krim pemutih, krim pelembap, lotion dan sabun.
Karena itu, kamu perlu memastikan produk skincare yang kamu beli memiliki no ijin edar BPOM, mencantumkan ingredient yang jelas, serta keterangan kadaluwarsanya, pada olabel kemasannya.
Sebagai alternatif, kamu bisa memilih berqagam produk skincare berbahan alami atau organik, seperti lidah buaya, minyak kelapa, dan minyak almond. Selain itu, sejumlah bahan aktif seperti niacinamide, vitamin C, dan asam hialuronat juga terbukti efektif dan aman untuk digunakan pada ibu menyusui
Paraben
Paraben merupakan bahan kimia yang kerap digunakan sebagai pengawet dalam skincare. Bahan kimia ini bila masuk ke dalam tubuh melalui kulit, terbukti memiliki sifat estrogenik yang dapat mengganggu keseimbangan hormon.
Biasanya paraben ditambahkan kedalam produk pelembap, serum, krim, dan deodoran. Bila digunakan dalam jangka waktu lama dan terus menerus dapat menyebabkan iritasi kulit, reaksi alergi, dan bahkan kanker pada beberapa kasus.
Sebagai alternatif, kamu yang saat ini tengah menyususi bisa menggunakan beragam produk skin berbahan alami atau organik seperti minyak kelapa, minyak biji delima, dan madu. Beberapa bahan aktif seperti vitamin E dan asam alfa lipoat juga terbukti efektif dan aman digunakan pada ibu menyusui.
Baca juga: AHA, BHA, dan Alpha Arbutin: Manfaat dan Cara Menggunakannya
Phthalate
Phthalate merupakan bahan kimia yang biasa digunakan sebagai pelarut dalam produk skincare, parfum, lotion, dan produk hair care. Bahan kimia ini tergolong berbahaya karena berdasarka sejumlah penelitain bahan kimia tersebut dalam penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan masalah hormonal, termasuk gangguan perkembangan seksual pada bayi perempuan dan penurunan kualitas sperma pada bayi laki-laki.
Bahan kimia ini juga dapat menyebabkan masalah kulit, iritasi, dan bahkan masalah kesehatan yang lebih serius. Berikut sejumlah bahan alami yang dapat digunakan sebagai pengganti phthalate, di antaranya minyak esensial, bahan alami pengharum seperti lavender dan peppermint, serta bahan pelembap alami seperti minyak almond dan shea butter.
Sodium Lauryl Sulfate (SLS)
Sodium Lauryl Sulfate (SLS) kerap digunakan sebagai agen pembersih pada sejumlah produk skincare seperti sabun, pasta gigi, dan sampo. Tapia gen pemberdih ini dapat memberikan dampak negatif pada kesehatan ibu dan bayi.
SLS dapat memicu iritasi pada kulit, dermatitis, serta menyebapkan kulit menjadi lebih sensitif. Selain itu, SLS dapat masuk ke dalam tubuh dan berpotensi mempengaruhi sistem hormonal. Biasanya bahan ini ditemukan pada sabun wajah, pembersih muka, dan sampo. SLS dapat menyebabkan kulit menjadi kering, gatal-gatal, dan mengalami iritasi.
Sebagai alternatif, ibu menyusui dapat memilih produk skincare yang terbuat dari bahan-bahan alami seperti minyak kelapa, minyak biji delima, dan madu karena man dan tida memicu iritasi pada kulit.
Selain bahan alami, terdapat sejumlah bahan non alami yang dapat menggantikan SLS sebagai agen pembersih dan lebih aman serta lembut bagi kulit, seperti natrium kokoil glutamat, natrium lauroyl sarconsinate, dan sodium cocoyl isethionate.
Formaldehyde
Seperti halnya paraben, formaldehyde juga merupakan bahan pengawet yang kerap digunakan dalam beragam produk skincare, make up, hair care dan berbagai produk pembersih.
Sayangnya bahan kimia tersebut dalam jangka pendek dapat menyebabkan iritasi kulit dan saluran pernapasan, sedangkan efek jangka panjangnya adalah meningkatkan risiko kanker pada manusia.
Boleh jadi produsen tidak secara jelas menyebutkan formaldehyde pada label, namun bahan kimia tersebut terdapat dalam bahan pengawet lainnya, seperti quaternium-15, DMDM hydantoin, atau imidazolidinyl urea.
Minyak esensial, ekstrak buah, dan bahan pengawet alami seperti sodium benzoate dan potassium sorbate, bisa menjadi alternative bahan pengawet alami pada skincare yang aman untuk ibu menyusui.
Baca juga: Seberapa Penting Serum Vitamin C untuk Kulitmu, Berikut Ulasannya
Oxybenzone
Oxybenzone merupakan zat aktif yang kerap terdapat dalam produk sunscreen atau tabir surya. Zat ini berfungsi untuk melindungi kulit dari paparan sinar UV yang dapat menyebabkan kerusakan kulit, seperti penuaan dini dan kanker kulit. Sayangnya, oxybenzone juga memiliki efek negatif yang signifikan bagi kesehatan ibu menyusui dan bayinya.
Beberapa studi telah menemukan bahwa oxybenzone dapat masuk ke dalam tubuh melalui kulit dan mencapai ASI (Air Susu Ibu). Hal ini dapat berdampak pada kesehatan bayi yang menyusu, seperti gangguan hormon, alergi kulit, dan masalah reproduksi.
Karen itu, di sejumlah negara penggunaan oxybenzone dalam produk perawatan kulit untuk bayi dan anak-anak sudah dilarang. Oxybenzone kerpa digunakan pada sunscreen spray, sunscreen lotion, dan lip balm dengan SPF. Beberapa bahan pengganti yang aman antara lain titanium dioxide, zinc oxide, dan avobenzone.
Retinoids
Retinoids adalah senyawa turunan vitamin A yang biasa digunakan dalam produk skincare untuk mengatasi masalah kulit seperti kerutan, jerawat, dan hiperpigmentasi. Namun, penggunaan retinoids oleh ibu menyusui dan bayi harus sangat dihindari karena dapat menyebabkan efek samping yang serius.
Retinoids dapat menembus lapisan kulit dan masuk ke dalam aliran darah, dan pada akhirnya dapat masuk ke dalam ASI sehingga berpeluang menimbulkan dampak negatif pada bayi yang menyusu.
Dampak negative retinoids pada ibu menyusui dan bayi meliputi malformasi pada janin, pertumbuhan tulang abnormal, gangguan fungsi hati dan ginjal, serta iritasi kulit dan mata yang menjadi lebih sensitif. Belakangn Retinoid kerap digunakan dalam krim malam dan serum anti-aging.
Vitamin C, vitamin E, dan asam hialuronat merupakan alternative yang lebih aman untuk menggantikan fungsi Retinoid dalam beragam prdouk skincare untyuk ibu menyusui. Dengan menghindari retinoids dan memilih alternatif yang aman, ibu menyusui dapat menjaga kesehatan diri serta bayi mereka sambil tetap menjaga kulit mereka tampak sehat dan terawat.
Hydroquinone
Hydroquinone adalah salah satu bahan skincare yang digunakan untuk mencerahkan dan sebagai terapi untuk mengatasi hiperpigmentasi pada kulit. Bahan ini sering ditemukan pada krim pemutih wajah, losion tubuh, dan sabun pemutih
Sayangnya Hydroquinone dapat meresap ke dalam kulit dan memasuki aliran darah, sehingga dapat terbawa ke dalam ASI yang dikonsumsi oleh bayi. Sejumlah studi menunjukkan bahwa penggunaan hydroquinone pada ibu menyusui dapat meningkatkan risiko gangguan reproduksi pada bayi.
Arbutin, glukosida vitamin C, atau ekstrak licorice merupakan alternative bahan alami yang aman dan efektif untuk mencerahkan dan mengatasi hiperpigmentasi pada kulit.
Penting bagi ibu menyusui untuk memeriksa kandungan bahan dalam produk skincare sebelum menggunakannya. Konsultasikan dengan dokter untuk memilih produk skincare yang aman dan sehat bagi kamu dan bayimu.
Fragrance
Fragrance atau pewangi adalah bahan yang umum digunakan dalam produk skincare untuk memberikan aroma yang sedap. Namun, banyak fragrance yang mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan, seperti ftalat dan alergen.
Fragrance dengan kandungan ftalat dan allergen dapat menimbulkan reaksi alergi atau iritasi kulit yang parah pada ibu menyusui dan bayi. Fragrance dengan kandungan tersebut kerap ditemukan pada parfum, body spray, dan lotion.
Sebagai alternative yang lebih aman kamu bisa menggunakan essential oil atau minyak esensial yang dapat memberikan aroma alami tanpa bahan kimia yang berbahaya. Beberapa contoh essential oil yang aman untuk ibu menyusui dan bayi adalah lavender, peppermint, dan lemon.
Toluene
Toluene adalah senyawa kimia yang sering digunakan dalam industri dan produk rumah tangga, juga beragam produk perawatan kulit. Toluene dapat mempercepat pengeringan dan meningkatkan viskositas produk, sehingga sering digunakan dalam cat kuku, semprotan rambut, dan penghapus kutek.
Sayangnya, toluene dapat menyebabkan iritasi kulit, mata, dan saluran pernapasan, serta dapat merusak organ tubuh seperti hati dan ginjal. Pada ibu menyusui, toluene dapat ditransfer melalui ASI dan dapat mempengaruhi perkembangan bayi, terutama pada sistem saraf dan otak.
Toluene kerap ditemukan pada cat kuku, penghapus kutek, dan semprotan rambut. Bahan alami, seperti minyak kelapa, minyak zaitun, dan minyak jojoba dapat digunakan sebagai alternatif lebih aman untuk menggantikan toluene
Selain itu, perusahaan kosmetik juga telah mulai menggunakan asam sitrat dan asam askorbat, sebagai pengganti toluene dalam produk skincare mereka.
Kesimpulan
Bagi ibu menyusui perlu memeprhatikan kandungan berbahaya dalam skincare yang digunakan agar terhindar dari dapak negative yang mungkin tiimbul akibat penggunaann prdosuk skincare dengan kandungan berbahaya tersebut. Di atas telah dijelaskan sejumlah kadungan berbahaya yang sampai saat ini masih saja ditemukan dalam produk skincare.
Pastikanuntuk membaca label kemasan dengan saksama untuk memastikan produk yang akan di beli bebas dari kandungan bahan berbahaya. Selanjutnya lakukan patch test sebelum menggunakannya secara tertarur.
Sementara itu, busui yang memiliki riwayat alergi terhadap produk tertentu sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter kulit untuk emndapatkan panduan yang tepat dalam memilih skincare dengan kandungan yang sesuai kebeutuhan dan masalah kulit yang dfihadapi.
Bila kamu ingin berbisnis beragam produk skincare berkualitas dan dimintai pasar, dengan kandungan yang aman untuk ibu menyusui, kamu bisa mebnghubungi Bussiness Consultant Maklonesia.
Kami tidak hanya menyediakan layanan produksi secara menyeluruh tetapi juga layanan konsultasi bisnis untuk mempermudah langkamu membangun brand sendiri. Bersama tim kami yang professional dan kompeten wujudkan impianmu menjadi nyata dan raih kesuksesanmu, sekarang!
Referensi:
Dari berbagai sumber